SELAMAT DATANG

Welcome To My Blog, I Hope You Are Interested and Enjoy It With Me. Certainly, We Can Learn To Each Other. Hehehe...
Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 30 Mei 2010

Bingung Mau Menulis Apa

BINGUNGGGGGGG
Oleh N.Dini H



Bingung mau nulis apa, tapi ingin nulis. payah. Karena sebenarnya banyak sekali hal yang bisa kita tulis, hanya kita tidak bisa mengungkapkannya dengan kata kata dalam sebuah selembar kertas. Menulis kan sama dengar berbicara. Kakau kita nberbicara langsung bisa tanpa terasa sampai berbusa busa, yang mendengarkannya pun sampai membatin : kapan selesainya berbicara ini orang, capek mendengarkannya. Nah ! berbicara mudahnya pol. Apalagi jika sudah pada tahap ngerumpi. Ngomongin tetangga, ngomongin sinetron, ngomongin buanyak hal, dibilang biang gosip, enteng!.sampai sulit disetop.Tapi jika pembicaraan sudah dituliskan ke dalam kertas. Langsung, KLAKEP !! bisa samapi berjam jam hanya ndongong didepan layar komputer. Hebat kan? jangan meremehkan ndongong yang seperti ini, ndongong untuk bisa menulis kan juga suatu upaya untuk produktif. Tidak sama dengan ayam yang bila kebanyakan bengong berarti pertanda kita mau makan enak, harus cepat cepat disembelih sebelum almarhum.
Belajar menulis saja sampai sebegitu sulitnya. bisa membuat satu tulisan saja, kita merasa keren sekali.agak besar kepala. Ue, ternyata hanya begitu saja. Mana sulitnya? Cobalah kirim ke sebuah redaksi media masa, kemungkinan besarnya DITOLAK. Mana kita tau selera para redaktur jika tidak pernah membaca medianya. Baca korannya belum tentu seminggu sekali, kok braninya kirim artikel. Salah alamat bila kita mengirimkan artikel tentang bina keluarga balita ke majalah Trubus. Alamak, mana pernah akan dimuat. Begitu nartikel samapai di meja redaksi, baru dilihat judulnya saja, tanpa basa basi, maaf maaf saja, sanng redaktur akan membuangnya ke keranjang sampah.Masuk Recycle Bin. Makanya kita memang dituntut untuk harus sesering dan sebanyak mungkin membaca dan membaca
Padahal Ahmad tohari yang empunya dongeng Ronggeng Dukuh Paruk mengatakan bahwa jika kita sering membiasakan diri untuk menulis, maka ibarat pisau yang diasah setiap hari. Yang tumpul menjadi tajam, yang tajam jadi semakin tajaaam. Beliau saja jika menulis sebuah artikel hanya memerlukan waktu 1 – 2 jam saja. Saking entengnya membuat tulisan,Tidak pake lama. Bahkan yang ingin menungguinya menulis dipersilahkan untuk datang ke rumahnya di banyumas sana. Si Andrea Hirata bapaknya laskar pelangi, samapi kebingungan duit hasil menulis dan filmnya mau diapakan saja. Saking banyaknya. Hebat tho? Muantep Tho? Sama seperti mbah Surip duitnya sehoha hasil ngamen sampai mati kecapean nggendongi siempunya ring back tone. Mungkin saja meninggal karena kebingungan punya uang yang untuk menghitung satu persatu sudah bikin mampus kecapekan.
Intinya hidup adalah pilihan. Jika batin kita cocok di dunia kepenulisan, why not? The show must go on ! asal untuk tahu saja, menulis ngalor ngidul begini, tidak ada artinya untuk pengajuan angka kredit, apalagi untuk sertifikasi guru. Tidak ada nilainya, sebab tidak sesuai dengan bidang study yang dimiliki penulis. Ini yang diukatakan bapak dirjen LPMP di semarang sewaktu seminar menulis yang diadakan oleh Agupena Jawa Tengah. Kenyataan memang tidak mengenakan. Membuat semangat menulis jadi semangit. Layu sebelum berkembang. Beberapa saat memang menjadikan malas menulis. Buat apa menulis jika tidak ada pengharapan apa-apa. Karena awal tergerak untuk menulis ya sebab ada sesuatu yang bisa diperoleh, minimal tambahan angka kredit bagi guru yang masih bergolongan rendah ini. Apalagi sekarang lagi digembar gemborkan guru harus bisa menulis. Guru harus rajin membuat tulisan. Guru yang profesional adalah guru yang pintar dalam dunia kepenulisan. TAPI, tidak bisa nulis sembarang nulis, harus sesuai dengan latar belakang keilmuannya. Tantangannya lebih berat lagi nih. Menulis asal asalan saja masih empot empotan, malah ditantang untuk menulis bak pakar ekonomi, pakar matematika, dan pakar pakar yang lain.berrarti sia sia selama ini menulis tentang emansipasi wanita, tentang kenakalan remaja di sekolah, tentang bagaimana belajar tentang kehidupan, wong basic penulis adalah guru ekonomi. Semangat jadi semangit. Yang besar kepala jadi mungkret lagi.Tiada guna tulisanku!
Tapi, setelah seberapa lama absen tidak menuliskan sesuatupun, kok rasanya juga ada sesuatu yang kurang. Rasanya masih tetap ingin menulis, walaupun entrah apa saja yang ditulis. Jadi mungkin juga ini yang dirasa Pak Dhe Ahmad Tohari, kalau tidak menulis pegal pegal semua badan.ada sesuatu yang meledak ledak dari dalam diri. Sesuatu yang yang siap dimuntahkan dalam waktru sekerjap. Walau belum sampe ke tahap separah itu,tapi rasa kangen menulis ada juga terasa.akhirnya ya beginilah, tidak peduli tulisan ini bagus atau tidak, dimuat di media atau tidak, berguna untuk pengajuan angka kredit atau tidak, mbuh lah. I Dont Care. Yang penting hasrat menulis tersalurkan. Ya siapa tahu, dengan dengan menulis yang entah apa ini, bisa menjadi suatu tulisan yang lama lkelamaan bagus dan semakin lama semakin bermutu,sukur sukur bisa menjadi pakar ekonomi bak Sri Mulyani. Tapi, kalau tidak pernah menulis tentang ekonomi? He he he, menulis, apapun itu ternyata I LOVE YOU FULL, macam mbah surip saja.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Masa Lalu

Masa Lalu
My Family

Saat Ocha mikir

Saat Ocha mikir
jagoanku

my super hero

my super hero
Saat Rifky masih kecil

Lets Go To Dream

Lets Go To Dream
my dream come true

Istana Wagub

Istana Wagub
cieee ...

mikir ......