SELAMAT DATANG

Welcome To My Blog, I Hope You Are Interested and Enjoy It With Me. Certainly, We Can Learn To Each Other. Hehehe...
Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 24 Mei 2010

Belajar Menghargai Khidupan

BELAJAR MENGHARGAI KEHIDUPAN


Ketika kita berinteraksi dengan berbagai media baik cetak maupun elektronik, akan terekam dengan jelas bahwa ada banyak kecelakaan di mana mana, di darat, di laut maupun udara; kecelakaan berbagai moda transportasi maupun ”kecelakaan dalam kehidupan umumnya”.

Kita masih ingat akan tragedi kecelakaan pesawat, kereta api, kapal laut beberapa waktu silam serta lumpur Lapindo yang tidak kunjung ada titik penyelesaian. Semuanya bahkan menelan korban puluhan danratusan jiwa melayang. Memang kecelakaan tidak terlepas dari faktor meningkatnya aktivitas para pengguna lalu lintas, sehingga menambah keramaian dan kepadatannya. Namun, semata-mata menyalahkan faktor itu sepertinya lebih cenderung mengedepankan rasionalitas semu yang tidak bersikap dewasa. Berdalih dengan gaya rasional yang sejatinya cuma menegaskan pembenaran bagi dirinya sendiri sekaligus merupakan penolakan terhadap kesalahan diri sendiri atas ketidaksempurnaanya. Kegamangan Pemerintah untuk menyiapkan moda dan sarana angkutan yang layak secara teknis sekaligus membenahi manajemennya merupakan faktor kunci yang belum direspon secara memadai.

Juga kecelakaan ”kecil” berupa bunuh diri massal dalam keluarga maupun perseorangan yang terkadang dipicu oleh sebab yang bisa dianggap sepele. Nunggak bayar SPP dan bisa menjadikan seorang anak merasa malu besar dan memutuskan untuk menyelesaikannya dengan cara bunuh diri. Dalam kaitan ini, menggambarkan bahwa sebagian warga bangsa kita dalam posisi mental dan kejiwaan yang rapuh sehingga

Sedemikian tingginya berita tentang kecelakaan dan tragedi memilukan lainnya, membuat orang menganggap sebagai sebuah berita yang ringan dan tidak perlu dipersoalkan. Apalagi jika kita sedang menghadapi Lebaran,natal ataupun liburan tahun baru. Biasanya, banyak serentetan kecelakaan yang terkadang menelan korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya.Biasanya pula kita menanggapi dengan enteng hingga kemudian berita tersebut blowing in the wind, hilang begitu saja tersapu angin dan terlupakan. Bukankah ini cermin bahwa kita masih belum bisa menghargai kehidupan atau sebuah bentuk ketidak berdayaan yang berujung pada sebuah kepasrahan ?

Hingga kecelakaan datang menimpa berulangkali, tetap saja kita tak bergeming,untuk belajar dari lebih berhati hati dan memahami segala hal yang berkaitan dengan kecelakaan tersebut.Tak aneh jika kemudian kita terbiasa mendengar kecelakaan ini itu dengan perasaan enteng karena begitu seringnya terjadi dan terjadi lagi tanpa pernah kita mengoreksi diri sendiri untuk lebih menghargai kehidupan.Bahwa kehidupan perlu dihargai sekecil apapun maknanya bagi kita.
Jika kita cermati secara jujur, keseluruhan fenomena sebagaimana disebutkan diatas merupakan cerminan keengganan manusia untuk belajar hingga suatu kejadian harus terus berulang terulangnya kejadian masa lalu yang tidak menyenangkan terjadi di masa yang akan datang. Kita akan menjadi bangsa yang bebal, keras kepala di tengah ketidakbenaran,menolak kritik maupun bantuan perbaikan, mencari kambing hitam dan terus menerus berada dalam jalur yang salah.

Fenomena malas belajar, dimanapun berada sungguh suatu hal yang menyedihkan, memprihatinkan dan tidak menyenangkan. Sama seperti guru yang setiap hari menyaksikan anak dan muridnya malas belajar.Jika ini terus berlanjut tanpa adanya perbaikan,bukan tidak mungkin akan mengarah pada sikap dan tindakan fatal yang terangkum dalam sikap dan tindakan yang kurang menghargai kehidupan.
Nurani yang kurang menghargai kehidupan adalah sebuah persoalan besar.Keberadaban dan kehidupan suatu bangsa tidak akan bertahan lama jika warganya tidak menghargai kehidupan. Suatu bangsa berdiri untuk menyokong dan menumbuhkembangkan kehidupan.Jadi jika warga bangsa tersebut tidak bisa menghargai kehidupan itu sendiri, maka akan sirna dan ambruklah bangsa tersebut.Hilanglah suatu peradaban dengan sia sia. Blowing in the wind!

Kita,sebagai bangsa Indonesia,tentu tidak sudi jika sesuatu terjadi dengan bangsa ini.Yang telah susahpayah dibangun oleh para pendahulu kita,sirna dan tenggelam begitu saja. Sudah saatnya kita merenung,koreksi diri untuk kemudian menghapus keengganan belajar dari kesalahan, kekurangan dan ketidaksempurnaan,hingga akhirnya tiba pada pencapaian menghargai kehidupan itu sendiri.

Jadi, marilah kita beramai ramai untuk menggiatkan belajar putra putri kita, bahkan kita sendiri dimanapun kita berada.Apalagi di bangku sekolah. Meningkatkan prestasi putra putri tunas bangsa harapan negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,memberantas kebodohan meraih masa depan gemilang. Membawa nama baik bangsa dan meningkatkan kualitas kebangsaan kita. Bangsa yang agung, bangsa yang mempunyai peradaban yang luhur, bangsa yang menghargai kehidupan. Bagaimana pendapat anda ?

0 komentar:

Posting Komentar

 

Masa Lalu

Masa Lalu
My Family

Saat Ocha mikir

Saat Ocha mikir
jagoanku

my super hero

my super hero
Saat Rifky masih kecil

Lets Go To Dream

Lets Go To Dream
my dream come true

Istana Wagub

Istana Wagub
cieee ...

mikir ......