SELAMAT DATANG

Welcome To My Blog, I Hope You Are Interested and Enjoy It With Me. Certainly, We Can Learn To Each Other. Hehehe...
Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 02 November 2010

PENDIDIKAN NURANI





PENDIDIKAN NURANI


Anak anakku sayang, dengarkan cerita gurumu ini. Terkisahlah pada suatu pagi yang indah nan cerah, di sebuah sekolah SMP sedang diadakan upacara bendera rutin. Yang terlihat bukanlah kisah manis, tetapi sekerumunan barisan yang bergoyang kanan kiri bak ombak dilaut, cekikik di antara dengungan bak tawon, masih ditingkahi kelompok paduan suara yang menyanyikan lagu Indonesia Raya nyaris tanpa suara, ketika terdengar sayup, yang terdengar malah suara 1 sampai suara 12 !!
Kisah belum selesai, setelah upacara, guru mulai masuk kelas, salam yang terdengar juga datar nyaris tanpa semangat. Dimana gairah dan semangatmu, anakku?? Nah, dalam kondisi demikian, salahkah gurumu ini, jika berpikiran adakah yang salah dengan pendidikan kita selama ini?
Belajar, pada anak anak kita terasa sebagai suatu keharusan, bukan kebutuhan. Nggih mboten ?? Ini terjadi manakala pembelajaran menafikan potensi fitrah dalam diri ditambah dengan mental warisan colonial yang melahirkan pembelajaran Indoktrinatif.
Maka tidak heran jika kita menemukan anak didik yang tidak bisa menempatkan diri sesuai dengan posisinya, bahkan sangat minim tanggung jawabnya dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang diberikan oleh orang tua, guru dan sekolah. Karena semua ketentuan itu datangnya dari luar, bukan bersumber dari dalam hati sendiri.
Pembelajaran yang seperti ini, hanya menghasilkan rasa jenuh. Kejenuhan yang tidak mendapatkan salurannya, akan terakumulasi, mengkristal dan terekspresikan dalam bentuk perlawanan terhadap situasi dan lingkungan yang dihadapi. Peserta didik akan melawan dengan berbagai cara, sebagai kegiatan dari petualangan, semisal: membolos, malas belajar, abai pada guru,merokok di lingkungan sekolah, tawuran, hingga terjerat narkoba, dsb.
Ini adalah dampak pendidikan yang hanya mengedepankan perkembangan akal, tanpa memperhatikan fitrah ruhiyah. Mereka akan mengalami kekeringan rohani yang menimbulkan efek ketidakseimbangan jiwa.Padahal dalam era global sekarang ini, dimana teknologi informasi berkembang dengan begitu pesatnya, melintasi batas Negara, batas ruang dan waktu, maka perolehan kekuatan spiritual keagamaan, kecerdasan, akhlak mulia,serta ketrampilan menjadi sesuatu yang tidak gampang untuk diraih.
Pembelajaran yang bertumpu pada fitrah manusia, pada intinya adalah berangkat dari fitrah/ penciptaan manusia. Dari konsep penciptaan menurut Al Qur’an, sejatinya kecerdasan dimulai dari kecerdasan spiritual. Jadi seorang peserta didik yang ingin cerdas, harus berusaha terlebih dahulu cerdas mengenal siapa dirinya, kemudian mengenal siapa tuhannya.
Anak anakku, hayatilah dan maknai firman Allah berikut ini:
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri” (QS Fushshilat;53)
Kedua telapak tangan kita, memberi isyarat, betapa Allah sangat dekat dengan hambanya. Guratan telapak tangan kiri mengisyaratkan angka arab untuk bilangan 81 desimal. Sedangkan telapak tangan kanan kita mengisyaratkan bilangan 18 desimal. Jika dijumlahkan, maka menjadi angka 99, yang merupakan Asma Allah / Asmaul Husna.
Bahkan tangan kanan kita, bila jari jari dirapatkan maka akan membentuk tulisan Allah.
Tanda tanda kebesaran dan kebenaran firman Allah pun bisa kita lihat di banyak sisi. Sebut misalnya firman Allah tentang gunung yang berjalan bagai awan
“Dan kamu lihat gunung gunung itu, kamu sangka dia tetap ditempatnya, padahal dia berjalan sebagaimana jalannya awan” (QS. An Naml;88)
Yang membuktikan kebenaran ayat ini justru orang dari Amerika Serikat, Negara biangnya sekuler. Melalui pemotretan dengan menggunakan satelit Tellstar terhadap gunung gunung di pegunungan Najed (Arab Saudi) diperoleh fakta bahwa gunung gunung yang nampaknya diam di tempat ternyata berarak bagaikan awan.
Contoh lain tentang ayat yang menyatakan berkembangnya alam semesta
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar benar meluaskannya” (QS. Adz Dzaariyaat;47)
Yang membuktikan adalah Edwin Hubble seorang astronom Amerika. Ketika Hubble mengamati langit dengan teleskop pada tahun 1929, dia menemukan fakta bahwa bintang bintang dan galaksi terus bergerak semakin menjauh. Sebuah alam semesta, jika segala sesuatunya terus bergerak saling menjauhi, berarti alam semesta tersebut terus menerus ‘mengembang’
Captain Jacques Yves Costeau, ahli oceanografi dan ahli selam terkemuka dari perancis, membuktikan kebenaran surat QS. Al Furqaan ayat 53 dengan cara lain. Ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, dia menemukan beberapa kumpulan mata air tawar segar yang sangat sedap karena tidak bercampur dengan air laut yang asin di sekelilingnya. Ada sungai air tawar di tengah laut luas. Dia terdorong untuk mencari tahu penyebabnya.Sampai ia berpikir bahwa mungkin ia berhalusinasi sewaktu menyelam. Namun, ketika ia bertemu dengan professor muslim, ia mendapatkan jawaban dalam Al Qur’an
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir; yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi” (QS.Al Furqaan;53)
Bahkan mengenai fakta penciptaan alam semesta,diperoleh gambar ledakan bintang diangkasa, merah bagaikan mawar merekah, yang didapat NASA dengan teleskop canggih, membuktikan kebenaran surah Ar Rahman ;37 “Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (Kilapan) minyak”
Anak anakku, bila engkau telah mencermati sedikit fakta diatas, maka kembangkanlah nurani kita, fitrah kita, sebagai khalifah di bumi yang sesungguhnya hanyalah milik Allah semata. Pengakuan bahwa Allah adalah Tuhan (Rabb), dan kita adalah mahluk yang siap menerima dan mengemban amanat Allah yaitu beribadah, dan sebagai khalifah yang memakmurkan bumi. Semakin bodoh manusia, maka akan semakin jauh manusia dari fitrahnya. Akibatnya, akan semakin kering nuraninya. Kekeringan nurani dapat menjawab pertanyaan kenapa generasi muda sekarang rentan terhadap narkoba, seks bebas,tawuran, dan semacamnya. Juga bisa menjawab pertanyaan Kenapa konsep akhlak mulia yang tercantum dalam UU Sisdiknas belum terwujud sepenuhnya di sekolah..
Siapkah engkau menjadi khalifah di bumi, anakku? bukan sebagai perusak, tetapi pelestari alam semesta? Sesungguhnya Allah telah memberikan kepada setiap manusia beragam potensi kecerdasan. Bahwa semua manusia dilahirkan dengan bakat menjadi pemenang dalam bidang apapun. Maka berkaryalah sesuai dengan minat, bakat dan potensi dalam diri mu sendiri. Sehingga dalam belajar, kita tidak lagi melihatnya sebagai suatu keharusan, tatapi memang sesuatu yang kita butuhkan untuk menjadi khalifah yang baik di bumi ini. Jika belajar sudah menjadi suatu kebutuhan, maka kelak tak akan ada lagi cerita upacara bendera berjalan dengan bermuram durja. Untuk selalu ingat akan fitrah kita dibumi ini, banyak banyaklah beribadah, beristighfar, bertakbir dan bertahmid. Semoga kita bisa mengamalkan ilmu padi: semakin berisi, akan semakin menunduk dan semakin dekat dengan bumi. Semoga……

0 komentar:

Posting Komentar

 

Masa Lalu

Masa Lalu
My Family

Saat Ocha mikir

Saat Ocha mikir
jagoanku

my super hero

my super hero
Saat Rifky masih kecil

Lets Go To Dream

Lets Go To Dream
my dream come true

Istana Wagub

Istana Wagub
cieee ...

mikir ......